Setelah SMA Mau Lanjut Kemana?

“Setelah SMA mau lanjut kemana?”

Pertanyaan ini menjadi tidak asing lagi di telinga saya. Hampir di semua sudut smansa, terkhusus siswa yang menginjak bangku kelas XII. Entah pertanyaan itu ditujukan kepada saya atau orang lain. Hati ini menjadi dilematis ketika harus menjawab pertanyaan tersebut. Pertanyaan ini sangatlah sederhana, tapi menjawabnya perlu kecermatan khusus, Karena akan menentukan masa depan seseorang. Mau jadi apa saya esok? apakah Diri ini sudah siap menerima semuanya? apakah Diri ini sudahkah tangguh menghadapi kehidupan perkampusan? Menjadi mandiri secara fisik dan mental? sudahkah siap menerima tanggung jawab profesi sebagai MAHAsiswa? Sebuah status yang diagungkan.

Lulus dari SMA boleh jadi merupakan langkah awal perjuangan nyata dalam menghadapi kehidupan. Yang selama ini kita masih bergantung pada orang tua, mungkin setelah lulus SMA sudah sepantasnya kita mengurangi beban orang tua yang semakin menua. Hidup secara mandiri. Bagi yang memutuskan untuk studi ke perguruan tinggi idaman tentunya harus bersiap-siap untuk berjuang agar dapat diterima. Dan bagi yang memutuskan untuk masuk dalam dunia kerja, pastinya juga harus bersiap-siap agar dapat survive di dunia kerja.

Berikut adalah artikel yang saya temui sewaktu blogwalking. Menarik! silakan disimak.

Saling mencoret seragam sekolah sering kita jumpai. Malah ada yang bertingkah berlebihan, seperti kebut-kebutan dengan sepeda motor dan menyalip bus di depannya tanpa rasa takut.
Semua itu cermin kegembiraan. Ekspresi kegembiraan para lulusan SMA di kota-kota kecil tidak terlalu berlebihan dibandingkan dengan di kota besar, kayak Jakarta. Walaupun demikian maknanya sama aja.

Yang menjadi pertanyaan, apakah luapan kegembiraan itu merupakan akhir dari suatu perjuangan ?? Jawabnya  tentu  aja   TIDAK  !!!,  perjalan kita masih panjang..!!

KEMANA SETELAH SMA ?

UN baru aja lewat, nggak terasa, sudah sekian lama kalian makan bangku sekolahan, akhirnya tiba juga waktu yang dinanti, yah, ninggalin seragam putih abu-abu untuk kemudian menjadi mahasiswa (kalo ngelanjutin ke Perguruan Tinggi).
‘Persimpangan jalan terbuka luas setelah lulus SMA, kalian bebas memiiih mau kemana kalian selanjutnya.

A. LANGSUNG KERJA

“  Kak, saya sudah 12 tahun sekolah dibiayai orang tua, setelah lulus saya berencana langsung kerja”, Silakan aja, nggak ada yang larang kok, tapi biasanya perlakuan dunia kerja terhadap lulusan SMA beda jauh dibandingkan lulusan Perguruan Tinggi. Lagi pula kebijakan Depdiknas terhadap siswa SMA adalah menghasilkan peserta didik yang siap untuk meianjutkan ke pendidikan tinggi, bukan siap memasuki dunia kerja, karna itu saran kami jika kalian mau langsung kerja, coba tambah keterampilan kalian dengan kursus-kursus, atau masuk aja ke BLK. Apa si BLK itu..??? BLK itu adalah Balai Latihan  Kerja yg artinya lembaga pelatihan yg bernaung dibawah Departemen Tenaga Kerja, di tempat ini kalian akan dilatih dan dididik supaya punya keterampilan dan keahlian yang sesuai dengan kompetensi jabatan kerja yang dibutuhkan di bursa tenaga kerja Karena lembaga ini memang sengaja dirancang untuk menjembatani kesenjangan antara dunia pendidikan dengan dunia kerja. Dan Kalau emang sudah mantep, silakan aja kamu dateng ke…. BLK Pasar Rebo, Jl. Raya Bogor, Km 23 Telepon 8400761.

B. MENIKAH

Ini sih pilihan orang yang udah kebelet, tapi yah nggak masalah, kalian udah dewasa, kebebasan mengambil keputusan ada di tangan kalian (tapi tentunya, kebebasan yang bertanggung jawab Iho !!) Katanya sih, menikah malah bisa menambah semangat juang, bukannya kami ngajarin Iho, kayaknya, urusan beginian, didiskusiin pada forum yang lain aja yah.

C. JADI PENGACARA

bosen dari SD sampe SMA makan bangku sekolahan mulu, pokoknya, kalau udah lulus, gue mau jadi pengacara aja memang terkadang ada rasa bosen dan jenuh dalam belajar, karena itu yang namanya refresing menjadi suatu keharusan, tapi kalau refresinnya dengan menjadi pengacara (pengangguran banyak acara) jangan sampe dech..!!!

D. KULIAH 

Nah ini sepertinya jalan yang harus kalian tempuh. Di zaman modern sekarang, sekolah “setinggi langit” adalah biasa. Ingin menjadi sarjana, juga hal yang wajar, bahkan menjadi keharusan. Bukan bermaksud kurang menghargai arti sebuah prestasi, tapi terus terang aja, di masyarakat kita gelar sarjana (kuliah) punya bobot gengsi.

Dengan kata lain kalo nggak kuliah, kalo nggak jadi sarjana, gengsi diri bisa melorot di mata teman, saudara dan orang banyak. Apa betul begitu ? Memang anggapan demikian tidak selalu benar. Tapi yang jelas bila kita punya gelar sarjana, kita berpeluang lebih besar dalam hal memperoleh kedudukan dibandingkan dengan yang hanya lulusan SMA. Inilah salah satu alasan kita untuk melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Apalagi nanti, ketika era pasar bebas udah mulai diberlakukan, yang namanya SDM unggul mah, hukumnya kudu dimiliki.
Jangan merasa pesimis bila kita tidak melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi.
Keberhasilan seseorang tidak semata-mata ditentukan dari lulusan PT. Yang jadi masalah adalah, bisa nggak sih kita kuliah di Perguruan Tinggi (yang bermutu) ??. kalau ditanya bisa atau nggak, jawab aja dengan pede, BISA, kenapa NGGAK, tapi tentunya, nggak semudah membalik telapak tangan. Tak segampang mencoret-coret baju ketika lulus UJIAN !!!.
Persoalannya menjadi pelik, terutama ketika harus menentukan, kita mau masuk ke Jurusan apasih di PT??

Nah   disini   yang   perlu   dipertimbangkan  adalah   faktor   Bakat, Minat,  dan kemampuan.
Sikap optimis & berpikir kreatif dalam melihat peluang serta kerja keras akan lebih menentukan seseorang sukses atau tidak dimasa mendatang.

Namun, bisakah kita menjadi salah satu mahasiswa(i) Perguruan Tinggi yang baik jika kita tidak tahu dunia PT secara kongkrit ??. Dari pengalaman, nampaknya kita memerlukan kesiapan secara dini, termasuk kesiapan informasi akan PT yang dituju. Dengan berbekal informasi itu, maka kalian akan lebih mampu melihat secara utuh keadaan riil yang dihadapi.
Keputusan terbaik tentunya akan dapat kalian ambil bila telah memiliki informasi yang memadai. dan mudah-mudahan tulisan ini memberikan segelintir informasi singkat yang dapat dijadikan referensi untuk mengambil keputusan.

1. Bentuk Perguruan Tinggi
Terdapat lima bentuk Perguruan Tinggi, yang dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu :
■    Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan profesional saja, yaitu Politeknik dan Akademi.
■    Perguran Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan profesional dan pendidikan akademik, yaitu Sekolah Tinggi, Institut, dan Universitas.
1.    Akademi
Lembaga PT yang menyelenggarakan pendidikan terapan (profesional) dalam satu cabang ilmu. Contoh :
■    Akademi Kimia Anatis (AKA)
■    Akademi Kepolisian (AKPOL)

2.    Politeknik

Lembaga PT yang menyelenggarakan satuan pendidikan terapan dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus, dengan titik berat kurikulum pada praktek kerja ( 60% praktek, 40% teori) Contoh :

■    Politeknik Negeri Jakarta (Poltek UI)

3.    Sekolah Tinggi
Lembaga PT yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan profesional dalam disiplin ilmu tertentu. Contoh :
■    Sekolah Tinggi Akuntasi Negara (STAN)

4.    Institut
Lembaga PT yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan profesional dalam sekelompok ilmu yang sejenis. Contoh :
■    Institut Teknologi Bandung (ITB) Continue reading