Mengapa Saya memilih Planologi?
Planologi adalah nama beken dari ilmu perencanaan wilayah dan pengembangan kebijakan pada daerah perkotaan. Mengapa saya berniat memasuki jurusan ini? Inilah jawabannya…
Terdapat suatu proses perubahan dalam dinamika kehidupan kita bermasyarakat, khususnya dalam kurun waktu dua dekade ini, baik dalam konteks internasional dan nasional. Yang saya amati adalah meningginya intensitas urbanism. Yaitu perpindahan masyarakat dari pedesaan menuju ke perkotaan, inilah yang merupakan faktor utama kota-kota besar di tanah air makin menyempit.
Secara global sebagaimana diprediksi oleh liga bangsa-bangsa (re:PBB) jumlah penduduk perkotaan di seluruh dunia pada tahun 2025 yang akan datang akan menembus 60% dari populasi dunia. Ledakan pertumbuhan perkotaan memang menjadi masalah yang serius di Negara negara maju. Sedangkan pertumbuhan yang pesat-pesatnya sedang marak terjadi di Negara berkembang, sebut sajalah Indonesia.
Dalam dua dekade ke depan, diperkirakan jumlah kependudukan perkotaan di Negara berkembang akan mencapai angka 50-60% dari total populasinya. Untuk Indonesia sendiri, jumlah warga negaranya yang tercatat menembus angka 230 juta, yg berarti hampir 130 juta penduduknya menetap di daerah perkotaan. Sehingga dibutuhkannya planner-planner yang idealis & realistis untuk mengatasi fenomena yang terjadi pada bangsa kita.
Perkembangan kependudukan membawa harapan masyarakat dalam konteks peningkatan kebutuhan perumahan, sarana prasana dan fasilitas perkotaan. Ini menjadikan problema yang dilematis dimana intensitas penyediaan fasilitas perkotaan masih belum sebanding dengan permintaan masyarakatnya. Akibatnya timbul problem dalam setiap aspek moral, norma, sosial dan ekonomi. Munculnya kawasan kawasan kumuh dan meningkatnya jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan. Itu semua adalah konsekuensi dari ketidakseimbangan dan disharmonisasi tersebut. Sementara problematika tersebut belum menemui jalan keluarnya, terdapat kecenderungan penguntungan hanya untuk kepentingan kelompok dan individu bukan berorientasi pada keseluruhan masyarakat di dalamnya.
Perubahan permasalahan dalam pembangunan dan konstruksi perkotaan ini sangatlah berdampak terhadap perencanaan yang lebih baik. Sangatlah jelas membutuhkan keahlian dalam bidang perencanaan wilayah yang memadai. Di Indonesia keberadaan planner-plannernya masih menjadi kendala baik secara kuantitas dan kualitas. Inilah yang mendorong saya untuk mempelajari ilmu perencanaan wilayah dan pengembangan kebijakan. Semua itu karena saya ingin berkontribusi secara real dalam pembangunan bangsa, demi terwujudnya negeri yang “baldatun thayyibatun wa rabbun ghaffuur”
Demikian, Semoga segala usaha dan doa saya untuk masuk dalam jurusan ini mendapat ridho dari Yang Maha Kuasa aamiin (ytr)
karena berbagi adalah cara untuk belajar, bagi ke temanmu