ALAYNISME MENJANGKITI NEGERI INI

ALAYNISME MENJANGKITI NEGERI INI

“W 9Hy D! HuMZzZ. . . ? ? ?” mungkin sebagian atau bahkan semua kita ini pernah menemukan tulisan ala tulisan pembuka diatas tadi. Yup, itulah tulisan alay yang saat ini lagi boming-bomingnya dikalangan anak baru gede (kisaran umur SMP dan SMU, bukan anak muda).

Banyak tanggapan terhadap munculnya bahasa alay dikalangan ABG kita belakangan ini. Ada yang menilai, “itu wajar saja, so ABG masih mencari jati diri mereka” ada juga yang risau dengan mewabahnya bahasa alay yang belakangan sudah memiliki Kamus Besar Bahasa Alay (KBBA) menyaingi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang dengan susah payah disusun para pendahulu kita.

Saya sendiri melihat bahwa, bahasa alay yang menurut beberapa sumber berarti Anak Layangan, ada juga yang menyebut Anak Lebay dan sebagainya, adalah bentuk kreatifitas remaja yang salah kaprah.

Namun setelah menelusuri lebih jauh, bahasa alay yang berkembang di Indonesia, ada kemiripan dengan Bahasa  Leet yang sekitar tahun 1980-an berkembang di barat sana.

Leet atau leetspeak isinya adalah kombinasi dari macam-macam karekter, semisal “the”, jadi “t3h” yang awal muncul, sebenarnya untuk menghalangi filter situs untuk pencarian kata-kata kotor atau porno di
internet.

Jika di Barat leet muncul sekitar 1980-an, leet ala Indonesia baru mewabah di 2010 ini, (sedikit telat menurut saya). Tapi bukan masalah asal usul alay itu yang akan saya mati-matian bahas disini. Namun, akan kemana alay ini dimasa yang akan datang.

Kita sepakat saja, bahasa alay ini sedikit menggangu bahasa keseharian kita (tanpa bermaksud untuk memaksa menyepakati). Alay, setuju tak setuju, wabah ini sudah terlanjur dalam kehidupan sosial kita. Sms, postingan dan terkhusus di Facebook dan Twitter bahasa alay yang sering dilontarkan Anang Hermansyah ini telah membentuk satu komunitas besar.

Alaynisme menurut paham saya jika terus dibiarkan tumbuh, akan mematikan paham nasionalisme (dalam hal penguasaan bahasa Indonesia). Bukan tidak mungkin, alaynisme pengartian saya, adalah sebuah paham yang mengikuti pandangan-pandangan dari bahasa alay akan merajai bahasa keseharian kita dimasa yang akan datang.

Melihat dari sudut penguasa bahasa ini adalah remaja, yang 10-20 tahun akan datang menguasai Indonesia, kebiasaan menggunakan bahasa alay akan sulit untuk dilupakan. Mengakar, menjadi jati diri yang akan susah dipudarkan, hingga (mungkin) bahasa asli Indonesia menjadi pudar, akan terjadi.

Terlalu naif memang jika memprediksi itu saat ini, dan terlaku berlebihan jika menilai bahasa alay itu akan berpengaruh separah itu.

Ketakutan, tidak berminatnya anak sekolahan untuk mempelajari bahasa Indonesia yang baik dan benar, menurut aturan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) sudah mulai terjadi saat ini. Anak remaja yang masih aktif sekolah, malah lebih asik mempelajari KBBA, agar tidak dicap “bukan anak gaul” ketimbang mendalami KBBI.

Jadi tidak mengherankan jika setiap tahun, saat Ujian Nasional (UN) baik tingkat SMP atau SMU, bukan bahasa Inggris atau Matematika yang menjadi ketakutan anak sekolah, malah bahasa negaranya sendiri, Bahasa Indonesia. Dan, tingkat kelulusan yang banyak gagal malah di pelajaran Bahasa Indonesia itu sendiri.

Jika bahasa alay ini terus dibiarkan, apa yang akan terjadi dengan generasi 10-20 tahun yang akan datang. Bisa jadi Indonesia dikuasai, dengan penggunaan bahasa alay. Terus bahasa Indonesia, yang lahir jauh sebelum negara ini merdeka dengan proklamir Sumpah Pemuda akan dikemanakan.

Mari hidupkan nasionalisme penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, dan (silahkan artikan sendiri) paham alaynisme anda. Akan kemana anda dengan bahasa itu?

PowerPoint download click here: ALAYNISME