Segelintir Kata Tentang Cinta

Segelintir Kata Tentang Cinta

 Jika kita suka pada seseorang karena dia MAHIR melakukan sesuatu, itu bukan cinta tetapi KAGUM.

Jika kita suka pada seseorang karena dia CANTIK atau TAMPAN, itu bukan cinta tetapi NAFSU.

Jika kita suka pada seseorang karena KAYA, itu bukan cinta tetapi MATRE.

Jika kita suka pada seseorang karena dia PERNAH bantu kita, itu bukan cinta tetapi tanda TERIMA KASIH.

Jika kita suka pada seseorang karena TIDAK tau mengapa, itu baru namanya CINTA.

Jika kita suka pada seseorang karena  ALLAH, itu baru

cinta SESUNGGUHNYA.

source: ryanalfiannoor.wordpress.com

FKPM itu KELUARGA, Bukan Organisasi (part.3)

FKPM itu KELUARGA, Bukan Organisasi (part.3)

Banyak cara sedehana lainnya yang dapat menumbuhkan rasa kekeluargaan kami di FKPM, seperti dengan saling mengucapkan dan mendo’akan saat milad salah seorang anggota keluarga kami. Di sekertariat FKPM, ada catatan atau bahkan ada yang hafal betul jadwal milad aktivis setiap bulan,-akh hasan- dan ketika hari-H milad, kami saling memberitahukan bahwa salah seorang kader kita milad, dan hal ini membuat banyak kader kami yang meng-sms, menelepon atau mengucapkan langsung do’a maupun pesan kepada aktivis yang milad hari tersebut. Sehingga hal ini membuat dia merasa dihargai dan merasa banyak yang memperhatikan.

Kita mungkin memang tidak bisa memberikan kado yg mahal dan bernilai harganya, tapi yang bisa kita berikan adalah sebanyak-sebanyak penghargaan, sederhana saja, agar ia senantiasa nyaman dalam berdakwah. Selanjutnya, makan bersama, atau dalam istilah kami adalah “Nge-Rujak” cara ini adalah cara paling sering kami lakukan, biasanya kami lakukan selepas bel pulang sekolah, bersama-sama di Musholla Baitul Ilmi SMANSA. Atau biasanya seorang kader mengundang kita makan bersama di rumahnya, sebagai wujud syukur hari Milad beliau.

Memang jika dilihat, ini merupakan cara yang sangat sederhana, akan tetapi, ketika prosesi makan bersama ini terjadi, kita jadi bisa mengenal lebih dalam satu sama lain, memahami sifat satu sama lain, saling memberikan kepercayaan dengan meminjamkan uang untuk membayar makan ( maklum siswa, kadang tidak ada uang di dompet ). Atau dalam beberapa momen, prosesi Makan Bersama ini menjadi momen untuk membuat ide ide yang dahsyat untuk strategi dakwah di bumi SMANSA.

Dalam kesempatan lain, olahraga bersama -Riyadho- seringkali dilakukan untuk meningkatkan rasa bahagia dan kekeluargaan. Hampir setiap Pekan, kami di FKPM mencoba meningkatkan rasa kekeluargaan ini dengan bermain Bola atau Bulutangkis. kami membuat sebuah turnamen bernama LPI -Liga Primer Ikhwan- Layaknya permainan di sebuah kampung, kami bermain, tertawa bersama dan bersenang-senang bersama. Alhasil, setiap permainan yg kita lakukan sangat berkesan, sehingga kekeluargaan ini semakin terasa, Apa yang kita lakukan ini membuat sesame keluarga FKPM ini semakin dekat dan dekat dan dengan harapan bisa lebih produktif lagi dalam beramal. (bersambung)

This slideshow requires JavaScript.

FKPM itu KELUARGA, Bukan Organisasi (part.2)

FKPM itu KELUARGA, Bukan Organisasi (part.2)

Membentuk nuansa keluarga, itulah sebuah langkah awal untuk membuat saya dan ikhwan lainnya nyaman di FKPM. Sehingga, kita seolah-olah menjadikan FKPM sebagai “rumah kedua” dimana ia berhimpun, bersantai, tempat kembali, tempat mengadu, tempat tertawa dan tempat berjuang bersama. Ketika nuansa nyaman ini bisa dibentuk, maka produktifitas pun akan mengikuti. Nuansa keluarga bisa dibentuk dari hal yang sangat sederhana, atau lebih tepatnya memang membentuk nuansa keluarga harus dengan cara yang sederhana.

FKPM SMANSA memulai itu sama seperti keluarga-keluarga lainnya di muka bumi, Keluarga dengan seorang kepala, sehingga perasaan bersahabat muncul sejak awal untuk semua anggota kita. Proses kekeluargaan disini terus berlanjut dengan berbagai cara, seperti senantiasa menyebut nama panggilan atau bahkan panggilan akrab kepada sesama aktivis. Seperti saya punya banyak nama panggilan, ada yang memanggil saya yunus, aden, thoriq, unyus, bahkan sampai baonk, tidak ada masalah, buat saya hal ini menunjukan sebuah kedekatan emosional antara sesama aktivis dakwah “kecil-kecilan” di bumi SMANSA. Dalam kondisi dimana usia pemimpin dan anggota lainnya yang hanya terpaut beberapa bulan, satu sampai dua tahun, maka dengan cara kharismatik sangat sulit dilakukan, cara yang paling tepat untuk menyentuh hati aktivis-aktivis dakwah adalah dengan keakraban dan kedekatan emosional.

Terkadang-atau sering mungkin-saya memanggil rekan dakwah saya dengan sebutan “my bro”, atau “my brur” atau “jhon” atau “my man” atau “sahabatku tercinta”, mungkin anda akan tertawa melihat panggilan ini, akan tetapi disinilah rasa keluarga itu terbentuk. Sehingga, Saya mempunyai impian menambah fungsi satu divisi yg masih jarang akan program kerja, yaitu divisi RT, dengan menambahkan fungsi menjadi divisi Rumah tangga dan Kekeluargaan. di mata saya Divisi ini saya harapkan mampu melakukan banyak manuver untuk mendekatkan sesama kader-kader dakwah sekolah. Jika benar terbentuk, Saya berpesan kepada kepala divisi Rumah Tangga dan Kekeluargaan FKPM, “tugas kamu cuma satu, yakni memastikan semua kader kita bahagia” (bersambung)

FKPM itu KELUARGA, Bukan Organisasi

FKPM itu KELUARGA, Bukan Organisasi

Karena kita keluarga, buat kami di FKPM, empat rangkaian kata ini memiliki makna yang mendalam. Lebih dari itu empat kata ini adalah sebuah kekuatan yang menjadi landasan kami membangun organisasi dakwah ini. Bukan organisasi sepertinya, akan tetapi kami lebih memilih menyebutnya sebagai keluarga dakwah yang Allah berikan kepada kami. Allah mempertemukan kami di FKPM untuk berkeluarga dan merajut sebuah cita dakwah yang mulia. Kekeluargaan menjadi sebuah hal yang sangat berharga dalam sebuah organisasi dakwah.

Peran kekeluargaan ini sangat diharapkan untuk menyatukan hati hati kader dakwah. Perlu diingat semakin berkembangnya sebuah organisasi, kader yang tergabung dalam barisan ini lebih bervariatif. Pada awalnya bisa jadi yang masuk ke FKPM adalah seorang yang telah terbina dan mampu membina dengan baik. Akan tetapi, dikala era semakin terbuka, kader yang masih jauh kepahamannya dari Islam pun semakin banyak yang masuk ke FKPM. Seperti contoh kader kami masih ada yang belum berjilbab, masih ada yang merokok, masih ada yang banyak melakukan banyak maksiat. Akan tetapi, ini bukan lah hal yang harus diperdebatkan. Justru inilah hal yang harus disyukuri, kenapa? karena ini menunjukkan dua hal. Pertama, FKPM telah terbuka dan tidak tampak eksklusif, sehingga semakin banyak orang yang bersedia belajar di FKPM. Kedua, kita masih harus bersyukur bahwa Allah masih membukakan hati siswa di sekolah kita untuk bisa bergabung di FKPM. Perlu diingat kembali bahwa FKPM bukan tempat orang yang sudah sholeh, akan tetapi FKPM adalah tempat orang yang belajar untuk lebih dekat kepada Allah. (bersambung)

This slideshow requires JavaScript.