CELOTEHAN WEEKEND

CELOTEHAN WEEKEND 

Ada sebuah nasihat dari seseorang yang pernah terbenak di kepala saya yaitu, “apabila waktu dilewati kita merasakan dengan sukacita, senang dan bahagia maka itu bukanlah suatu hal yang sia-sia”. Saya sepakat dengan doktrin seperti itu. Namun bulan ramadhan ini, saya mengalami sendiri bahwa waktu cepat sekali berlalu, detik berganti detik, menit berganti menit, jam berganti jam, hari berganti hari hingga saat ini memasuki ramadhan ke-13. Bahkan saya sudah tidak sadar bahwa hampir setengah bulan saya dan umat muslim lainnya berpuasa.

Pertanyaan yang muncul disini adalah apakah saya menikmati semua waktu saya? Sehingga waktu dan hari-hari yang telah saya lalui bukan hal yang sia-sia? Ataukah, saya hanya melaluinya dengan biasa-biasa saja? Seperti banyak orang yang mengatakan Time is Running so fast..

Ahh, daripada saya lelah memikirkan hal itu lebih baik saya menikmati saja sisa ramadhan kali ini dengan penuh senang hati dan sebilah kebab babarafi yang menanti saat berbuka nanti. hhmmmmhhh

 MAKNYUS !!!

AYO BURUAN BELI !!!

AYO BURUAN BELI MAJALAH SENYUM !!! EDISI TERBATAS !! HANYA 100 EKSEMPLAR !! HARGA Rp 5000 @eksemplar

This slideshow requires JavaScript.

Negeri Impian (fiksi)

Negeri Impian (fiksi)

Sahabatku

Aku masih disini

Di negeri berjuta impian

Negeri selembut awan

Negeri yang manis

Luhur, tulus, dan penuh suka cita

Negeri dimana aku selalu merindukanmu

Setiap nafas

Setiap detik

Setiap waktu

Sahabatku

Negeri ini begitu indah

Makmur, subur

Seperti padang permata

Penduduknya ramah, sopan

Dan suka tolong menolong

Mereka begitu terbuka

Semua membuatku senang dan bahagia

Sahabatku

Negeri ini aman sentosa

Siapapun pasti akan merasa nyaman disini

Seperti duduk di sofa

Sahabatku

Di negeriku rumah-rumahnya rapi tersusun

Anak-anak berangkat ke sekolah

Orang tua pergi bekerja

Mencari nafkah yang halal

Semua hidup sehat

Semua hidup rukun dan harmonis

Sahabatku

Aku ternyata baru saja terbangun

Rupanya aku bermimpi

Ternyata disini masih gelap

Kutahu jalan ini panjang dan melelahkan

Tapi pasti ini jalan kemenangan

Di ujung jalan kuyakin pasti ada

Jalan penuh cahaya terang benderang (ytr)

ECEP OPOR AYAM

ECEP OPOR AYAM

Sahabat wordpressor, Menu opor ayam merupakan menu makanan asli Indonesia yang paling banyak digemari. Dan menu ini jg merupakan warisan dari nenek moyang kita. Menu ini paling enak disantap dengan lontong atau ketupat, wow.. maknyus pemirsah. Opor ayam juga paling sering disajikan untuk buka puasa di Bulan Ramadhan serta hidangan istimewa di Hari Raya Lebaran. Nah, bagi anda yang ingin mencoba membuat menu opor ayam namun bingung bagai mana caranya, jangan khawatir sebab berikut ini akan saya berikan Resep dan Cara Memasak Opor Ayam.

Bahan Untuk Resep Opor ayam :

  • 1/2 kg ayam
  • 1 butir kelapa
  • 10 buah bawang merah
  • 3 siung bawang putih
  • 5 butir kemiri
  • 1/2 sendok makan ketumbar
  • 1/4 sendok makan jintan
  • 1/4 sendok makan merica
  • 1 cm laos
  • 2 lembar daun salam
  • 1 batang sereh
  • 1/2 sendok makan gula merah
  • garam dan ketupat secukupnya

Cara membuat Opor ayam :

  1. Bersihkan ayam lalu potong-potong, cicihkan.
  2. Parut kelapa, peras hingga menghasilkan santan kental dan santan cair, sisihkan.
  3. Haluskan semua bumbu kecuali sereh, daun salam dan laos.
  4. Masukkan santan cair dalam panci, tambahkan bumbu halus, aduk rata hingga mendidih.
  5. Masukkan daging ayam, tuangi dengan santan kental.
  6. Masak hingga daging ayam matang.
  7. Sajikan dengan ketupat atau lontong.

Menu ini sudah dicoba di dapur ibu saya oleh beliau dan setelah matang ternyata hasilnya memang cukup nikmat disantap, tiada lawan.. BUKTIKAN SENDIRI (ytr)

Sudahkah Kita Tilawah Hari Ini?

Sudahkah Kita Tilawah Hari Ini?


Target sih satu juz per hari, tapi yang namanya realita selalu aja ada halangan buat ngabisin satu juz per hari. Malah kadang-kadang lewat satu juz. Niat sudah setegar karang, bahkan disaksikan terbitnya sang surya di pagi gemilang. Saat azzam di patri, burung-burung dan serangga pagi seraya bertasbih kepada Sang Pencipta alam.
Namun keinginan yang membuncah itu tetap tak terpedaya, digeser hal yang kurang prioritas untuk dilalui sampai sang surya kembali ke peraduannya. Bahkan detik-detik terakhir menjelang sepertiga malam itu datang, tetap saja tak terlaksana.
Keesokannya, setelah sepekan firman Allah itu hanya di diamkan terbaring di atas meja, selalu saja ada kata yang terbata-bata untuk diucapkan, pikiran pun melayang jauh tak menatap pada penghayatan tartil. Keseharian pun menjadi kosong tak bermakna. Luntur oleh kilauan dunia yang tak beraturan.
Barangkali ini hanya alasan keseharian kita yang begitu padat merayap sampai tak sempat membaca Al-Qur’an walau hanya satu ayat saja. Pantas saja banyak perilaku manusia yang bertolak kepada Al-Qur’an. Mereka hanya membaca kala pengajian rutinan saja, atau lebih dari itu, ketika pembukaan suatu acara atau upacara kematian.
Semua terjadi dalam formalitas yang telah mendarah daging pada budaya rutinitas. Pembacaan pun terasa hampa untuk dihayati secara mendalam dalam qalbu. Dari membaca cepat yang mengejar target, sampai membaca dengan irama yang mendayu-dayu yang biasa diperlombakan. Menjadi catatan khusus bagi kita akan makna yang mestinya tersangkut dalam hati kita tentang berita baik dan buruk, juga sejarah dan aturan yang Allah berikan lewat kesucian firmannya.
Sampai pada pertanyaan awal kita. Sudahkah Kita tilawah hari ini? Membacakan dengan tartil firman yang Allah turunkan, menghayati tiap maknanya hingga merasuk ke dalam jiwa-jiwa yang tenang dalam aktivitas keseharian. Bukan hanya sekedar tilawah yang tak bermakna. Rasakanlah getaran tiap hurufnya, indah makna yang tersembunyi sampai beberapa kesempurnaan dari firman Allah yang paling tinggi ini.
Jika kita mengaku sebagai ummat terbaik Muhammad SAW, maka tak ada alasan untuk meninggalkan amalan yang satu ini, jadikan ia sebagai keluarga terdekat. Yang jika tak bertemu sehari saja akan menjadikan hampa dihati, yang bila mendengar suaranya menjadi tentram di hati. Lagipula, mana mau Nabi Muhammad mengakui kita di akhirat kelak jika saja beliau tau kita yang mengaku ummatnya tak mengamalkan sunnah dengan memelihara Al-Qur’an.
Satu ayat, satu lembar, satu juz, satu surrah… mengapa kita tak bisa melakukannya? Bagaimana mungkin keberkahan akan datang, rizki dengan mudah menghampiri kepada muslimun jika membaca, menelaah, mengamalkan firman Allah saja sudah tak mau. Sedangkan kita sebagai manusia hanya bisa mengeluh menjalani hidup yang semakin tak beraturan.

Program Donasi Majalah Senyum

Program Donasi Majalah Senyum

Sebagai generasi pemuda Islam penerus bangsa kita harus saling mengingatkan dalam hal kebaikan dengan begitu kita dapat membangun peradaban Islam kembali jaya. Tetapi saat ini sangat sulit untuk memberi tahu kebaikan itu dan akhirnya dapat tersebar luas kita butuh mediasi yang dapat membantu memperbaiki adab dan sopan santun para generasi pemuda karena dengan penyampaian melalui individu-individu tidak akan tersampaikan dengan baik.

Oleh sebab itu, kami menginginkan Majalah SENYUM sebagai media majalah sekolah yang dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik untuk akhlak para pemuda di sekolah kami yaitu SMA Negeri 1 Balikpapan. Tidak hanya tentang perbaikan akhlak pemuda, karena majalah ini akan memberikan pengetahuan umum meliputi tentang agama, informasi, dan hiburan sehingga dapat membawa ke perubahan yang lebih baik untuk orang-orang terdekat.

Dewan Redaksi

Penerbit: Forum Komunikasi Pelajar Muslim SMAN 1 Balikpapan

Penanggung Jawab: H.M. Muslich Sjahid S.Pd, MM

Pembina: Susniati Raden

Pemimpin Redaksi: Faris Dzikrur Rahman

Bendahara : Amalina Nur Hawinda

Redaksi: Anugrah F | Novian | Hasan| Didik| Sandi | Gazza | Immas | Flora | Novella | Izzah | Ida | Oky

Editor: Ijul | Fauzan | Didi | Wuri | Cinthya

Designer: Rifqi | Wira | Riko | Dhynie | Anindya | Kiki

Periklanan: Nadhif | Gerry | Adrianto | Anjar

Marketing: Yunus | Bayu | Hanif | Wido | Laila | Mia

Line SMS: 0816 20 36 01

Alamat: Mushalla Baitul Ilmi SMAN 1 Balikpapan Jalan Kapten P Tendean No 60 Gunung Pasir

Sehubungan dengan hadirnya Majalah Senyum, perlu adanya dukungan dari segala pihak baik dari segi moril ataupun materil. FKPM SMANSA sesuai dengan visi dan misinya, yaitu berupaya menegakkan kalimat Allah di bumi SMANSA. Maka hal ini tidak terlepas dari dorongan para muhsinin dan pihak lain yang dengan bahu membahu dan penuh keikhlasan, insyaAllah, mendukung eksistensi majalah Senyum ini.

Sertakanlah kami dalam setiap doa yang antum panjatkan, agar kami bisa istiqomah dalam menyiarkan dakwah yang penuh barokah ini.

Bagi antum/antunna yang Allah Ta’ala telah berikan rizki berlebih bisa menginfaqkan rizkinya dalam program donasi dana untuk kelangsungan majalah senyum. Silahkan membaca Proposal Lengkapnya: >>> proposal donasi senyum

Mari salurkan infaq Anda guna membantu kelangsungan Majalah Senyum Kami

Bank BNI : No. Rekening 0177414839 (RIFQI ZAKARIA)

Contact Person: Yunus 0816 20 36 01

Laporan donatur akan diumumkan di situs http://fkpmsman1.wordpress.com/ di setiap awal bulan. InsyaAllah.

Jazakumullahu Khairan Katsiran
Barakallahu Fiikum

Marhaban Ya Ramadhan

Marhaban Ya Ramadhan

This slideshow requires JavaScript.

Kami sekeluarga mengucapkan

***

Selamat menunaikan ibadah puasa maupun

ibadah lainnya di bulan Ramadhan

***

Semoga keberkahan

 selalu menyertai setiap perbuatan kita

***

Semoga kita dapat memaksimalkan setiap

nafas yang terhembus untuk beribadah kepada-Nya

***

Mohon maaf atas segala khilaf kata maupun

tulisan yang sempat menyakiti hati semuanya…

—————————————————-

Marhaban ya Ramadhan Marhaban fi syahril mubarok wa syahril maghfiroh.

Barakallahu lana walakum daaiman bijami’i khoir. Wal’awfu minkum

ALAYNISME MENJANGKITI NEGERI INI

ALAYNISME MENJANGKITI NEGERI INI

“W 9Hy D! HuMZzZ. . . ? ? ?” mungkin sebagian atau bahkan semua kita ini pernah menemukan tulisan ala tulisan pembuka diatas tadi. Yup, itulah tulisan alay yang saat ini lagi boming-bomingnya dikalangan anak baru gede (kisaran umur SMP dan SMU, bukan anak muda).

Banyak tanggapan terhadap munculnya bahasa alay dikalangan ABG kita belakangan ini. Ada yang menilai, “itu wajar saja, so ABG masih mencari jati diri mereka” ada juga yang risau dengan mewabahnya bahasa alay yang belakangan sudah memiliki Kamus Besar Bahasa Alay (KBBA) menyaingi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang dengan susah payah disusun para pendahulu kita.

Saya sendiri melihat bahwa, bahasa alay yang menurut beberapa sumber berarti Anak Layangan, ada juga yang menyebut Anak Lebay dan sebagainya, adalah bentuk kreatifitas remaja yang salah kaprah.

Namun setelah menelusuri lebih jauh, bahasa alay yang berkembang di Indonesia, ada kemiripan dengan Bahasa  Leet yang sekitar tahun 1980-an berkembang di barat sana.

Leet atau leetspeak isinya adalah kombinasi dari macam-macam karekter, semisal “the”, jadi “t3h” yang awal muncul, sebenarnya untuk menghalangi filter situs untuk pencarian kata-kata kotor atau porno di
internet.

Jika di Barat leet muncul sekitar 1980-an, leet ala Indonesia baru mewabah di 2010 ini, (sedikit telat menurut saya). Tapi bukan masalah asal usul alay itu yang akan saya mati-matian bahas disini. Namun, akan kemana alay ini dimasa yang akan datang.

Kita sepakat saja, bahasa alay ini sedikit menggangu bahasa keseharian kita (tanpa bermaksud untuk memaksa menyepakati). Alay, setuju tak setuju, wabah ini sudah terlanjur dalam kehidupan sosial kita. Sms, postingan dan terkhusus di Facebook dan Twitter bahasa alay yang sering dilontarkan Anang Hermansyah ini telah membentuk satu komunitas besar.

Alaynisme menurut paham saya jika terus dibiarkan tumbuh, akan mematikan paham nasionalisme (dalam hal penguasaan bahasa Indonesia). Bukan tidak mungkin, alaynisme pengartian saya, adalah sebuah paham yang mengikuti pandangan-pandangan dari bahasa alay akan merajai bahasa keseharian kita dimasa yang akan datang.

Melihat dari sudut penguasa bahasa ini adalah remaja, yang 10-20 tahun akan datang menguasai Indonesia, kebiasaan menggunakan bahasa alay akan sulit untuk dilupakan. Mengakar, menjadi jati diri yang akan susah dipudarkan, hingga (mungkin) bahasa asli Indonesia menjadi pudar, akan terjadi.

Terlalu naif memang jika memprediksi itu saat ini, dan terlaku berlebihan jika menilai bahasa alay itu akan berpengaruh separah itu.

Ketakutan, tidak berminatnya anak sekolahan untuk mempelajari bahasa Indonesia yang baik dan benar, menurut aturan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) sudah mulai terjadi saat ini. Anak remaja yang masih aktif sekolah, malah lebih asik mempelajari KBBA, agar tidak dicap “bukan anak gaul” ketimbang mendalami KBBI.

Jadi tidak mengherankan jika setiap tahun, saat Ujian Nasional (UN) baik tingkat SMP atau SMU, bukan bahasa Inggris atau Matematika yang menjadi ketakutan anak sekolah, malah bahasa negaranya sendiri, Bahasa Indonesia. Dan, tingkat kelulusan yang banyak gagal malah di pelajaran Bahasa Indonesia itu sendiri.

Jika bahasa alay ini terus dibiarkan, apa yang akan terjadi dengan generasi 10-20 tahun yang akan datang. Bisa jadi Indonesia dikuasai, dengan penggunaan bahasa alay. Terus bahasa Indonesia, yang lahir jauh sebelum negara ini merdeka dengan proklamir Sumpah Pemuda akan dikemanakan.

Mari hidupkan nasionalisme penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, dan (silahkan artikan sendiri) paham alaynisme anda. Akan kemana anda dengan bahasa itu?

PowerPoint download click here: ALAYNISME

Segelintir Kata Tentang Cinta

Segelintir Kata Tentang Cinta

 Jika kita suka pada seseorang karena dia MAHIR melakukan sesuatu, itu bukan cinta tetapi KAGUM.

Jika kita suka pada seseorang karena dia CANTIK atau TAMPAN, itu bukan cinta tetapi NAFSU.

Jika kita suka pada seseorang karena KAYA, itu bukan cinta tetapi MATRE.

Jika kita suka pada seseorang karena dia PERNAH bantu kita, itu bukan cinta tetapi tanda TERIMA KASIH.

Jika kita suka pada seseorang karena TIDAK tau mengapa, itu baru namanya CINTA.

Jika kita suka pada seseorang karena  ALLAH, itu baru

cinta SESUNGGUHNYA.

source: ryanalfiannoor.wordpress.com

S E D E R H A N A S A J A

S E D E R H A N A S A J A

harus kamu tahu
aku tak butuh kata kata indah itu
yang kubutuh adalah kejujuran
yang ku ingin adalah ketaudirian
dan rasa yang ada di hatimu

bisakah kamu ungkap kan padaku
dengan cara yang sederhana yang biasa kamu lakukan
dengan caramu yang telah berhasil memeluk hatiku
katakan saja dengan kesederhanaan cinta

karena aku pun sepertimu
membutuhkan cinta tuk disapa

FKPM itu KELUARGA, Bukan Organisasi (part.3)

FKPM itu KELUARGA, Bukan Organisasi (part.3)

Banyak cara sedehana lainnya yang dapat menumbuhkan rasa kekeluargaan kami di FKPM, seperti dengan saling mengucapkan dan mendo’akan saat milad salah seorang anggota keluarga kami. Di sekertariat FKPM, ada catatan atau bahkan ada yang hafal betul jadwal milad aktivis setiap bulan,-akh hasan- dan ketika hari-H milad, kami saling memberitahukan bahwa salah seorang kader kita milad, dan hal ini membuat banyak kader kami yang meng-sms, menelepon atau mengucapkan langsung do’a maupun pesan kepada aktivis yang milad hari tersebut. Sehingga hal ini membuat dia merasa dihargai dan merasa banyak yang memperhatikan.

Kita mungkin memang tidak bisa memberikan kado yg mahal dan bernilai harganya, tapi yang bisa kita berikan adalah sebanyak-sebanyak penghargaan, sederhana saja, agar ia senantiasa nyaman dalam berdakwah. Selanjutnya, makan bersama, atau dalam istilah kami adalah “Nge-Rujak” cara ini adalah cara paling sering kami lakukan, biasanya kami lakukan selepas bel pulang sekolah, bersama-sama di Musholla Baitul Ilmi SMANSA. Atau biasanya seorang kader mengundang kita makan bersama di rumahnya, sebagai wujud syukur hari Milad beliau.

Memang jika dilihat, ini merupakan cara yang sangat sederhana, akan tetapi, ketika prosesi makan bersama ini terjadi, kita jadi bisa mengenal lebih dalam satu sama lain, memahami sifat satu sama lain, saling memberikan kepercayaan dengan meminjamkan uang untuk membayar makan ( maklum siswa, kadang tidak ada uang di dompet ). Atau dalam beberapa momen, prosesi Makan Bersama ini menjadi momen untuk membuat ide ide yang dahsyat untuk strategi dakwah di bumi SMANSA.

Dalam kesempatan lain, olahraga bersama -Riyadho- seringkali dilakukan untuk meningkatkan rasa bahagia dan kekeluargaan. Hampir setiap Pekan, kami di FKPM mencoba meningkatkan rasa kekeluargaan ini dengan bermain Bola atau Bulutangkis. kami membuat sebuah turnamen bernama LPI -Liga Primer Ikhwan- Layaknya permainan di sebuah kampung, kami bermain, tertawa bersama dan bersenang-senang bersama. Alhasil, setiap permainan yg kita lakukan sangat berkesan, sehingga kekeluargaan ini semakin terasa, Apa yang kita lakukan ini membuat sesame keluarga FKPM ini semakin dekat dan dekat dan dengan harapan bisa lebih produktif lagi dalam beramal. (bersambung)

This slideshow requires JavaScript.